Pages

Sabtu, 23 April 2016

LINDUNG RISIKO KEUANGAN



TUGAS AKUNTANSI INTERNASIONAL
“LINDUNG RISIKO KEUANGAN”




4EB13
KELOMPOK:
Dwi Rahmadani (28212052)
Fahmie (28212203)


UNIVERSITAS GUNADARMA
2016






PENDAHULUAN

      1. Latar Belakang

Risiko adalah kemungkinan sesuatu yang tidak disenangi yang terdiri dari dua aspek: down-side risk (aspek negatif) dan up-side risk (aspek positif). Menghindari down-side risk dengan tidak melakukan sesuatu berarti kehilangan peluang. Tidak melakukan sesuatu artinya melewatkan kesempatan yang baik berlalu. Sebaliknya orang menangkap peluang (opportunity) dengan mengambil up-side risk, seperti membuat produk baru yang dapat menyaingi pesaing.

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/ pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu







PEMBAHASAN

      1. Manajemen Risiko 

Risiko adalah kemungkinan sesuatu yang tidak disenangi yang terdiri dari dua aspek: down-side risk (aspek negatif) dan up-side risk (aspek positif). Dalam mengelola risiko ada sejumlah instrumen lindung baru yang tergolong derivatif seperti: basket hedging, convertible option contract dan future contract. Dari sifatnya derivatif adalah kesepakatan formal memindahkan risiko dari satu pihak ke pihak lain tanpa penyerahan dokumen, berlawanan dengan instrumen basic. Instrumen basic seperti: repurchase agreements (piutang), obligasi dan saham memenuhi definisi akuntansi aset, kewajiban dan ekuitas pemilik.

a.       Risiko keuangan 
     Risiko keuangan adalah kerugian yang timbul karena perubahan harga mata uang, tingkat bunga, komoditas dan ekuitas. Kerentanan perubahan harga tersebut disebut sebagai risiko pasar.
b.      Risiko pasar
·   Risiko Likuiditas ada karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat diperdagangkan dengan bebas. Pasar tak berlanjut mengacu pada risiko pasar tidak selalu menghasilkan perubahan harga bertahap.
·   Risiko Kredit adalah kemungkinan rentan kontrak manajemen risiko tidak memenuhi kewajibannya.
·     Risiko Peraturan adalah risiko karena penguasa melarang produk keuangan dijual sebagai pelindung terhadap risiko harga ekuitas sebelum dimiliki seperti perna dilakukan di Kuala Lumpur.
·       Risiko Pajak adalah risiko bahwa transaksi lindung tertentu tidak menerima perlakuan pajak yang diinginkan seperti perlakuan kerugian pertukaran sebagai capital gain ketika memilih penghasilan biasa.
·     Risiko Akuntansi adalah risiko transaksi lindung karena tidak diperhitungkan sebagai bagian transaksi yang dinaksudkan untuk dilindungi.


            2. Lindung Nilai

Lindung nilai atau disebut hedge dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut.

Seorang hedger atau pelaku lindung nilai biasanya akan melakukan investasi pada suatu sekuritas yang diyakininya memiliki harga di bawah nilai pasar yang seharusnya dan menggabungkannya dengan sekuritas lainnya yang berhubungan dengan sekuritas tersebut. Holbrook Working, seorang perintis teori lindung nilai menyebut teori ini dengan istilah "speculation in the basis" (spekulasi dasar), di mana dasarnya adalah perbedaan antara nilai teoritis lindung nilai dengan nilai pasar sesungguhnya.

Beberapa bentuk risiko yang diambil merupakan suatu risiko yang menyatu dari kegiatan bisnis yang dilakukan, dan beberapa merupakan hal yang wajar pada bisnis tertentu seperti misalnya pada bidang usaha pertambangan minyak dimana risiko kenaikan dan penurunan harga adalah hal yang wajar.

Tidak semua lindung nilai merupakan instrumen keuangan. Misalnya saja seorang produser yang melakukan ekspor ke negara lain dapat melakukan lindung nilai atas risiko nilai tukar mata uang dengan cara menghitung biaya-biaya produksinya dalam mata uang yang diinginkannya.

Strategi perlindungan nilai tukar
·         Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi resiko yang dihadapi perusahaan dalam menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar.
·         Lindung Nilai Operasional
Bentuk perlindungan resiko ini berfokus pada variabel – variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
·         Lindung Nilai Struktural
Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk   mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
·         Lindung Nilai Kontraktural
Lindung nilai kontraktural ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.


            3. Akuntansi Lindung Risiko

Hedge accounting adalah teknik manajemen risiko dengan menggunakan derivatif atau instrumen hedging lainnya untuk mengkompensasi (offset) perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas terkait asset, kewajiban, dan transaksi-transaksi di masa depan. IAS 39 mencakup prinsip-prinsip akuntansi khusus untuk aktivitas hedging. Apabila kondisi-kondisi tertentu terpenuhi, entitas diperbolehkan untuk menyimpang dari ketentuan-ketentuan akuntansi yang lazim dan menerapkan hedge accounting untuk asset dan kewajiban yang terkait dengan aktivitas hedging. Ketentuan perlakuan akuntansi mengenai hedging bersifat opsional; entitas tidak diharuskan untuk menerapkannya. Pengaruh hedge accounting adalah, keuntungan atau kerugian atas instrumen hedging dan item-item yang dilindunginya diakui dalam periode yang sama; keuntungan dan kerugian ditandingkan dalam periode yang sama. 

Unsur-unsur aktivitas hedging
Terdapat dua unsur dalam aktivitas hedging:
  • Instrumen hedging. Instrumen hedging mencakup derivatif, asset keuangan non-derivatif, atau kewajiban keuangan non-derivatif. Semua kontrak derivatif dengan pihak eksternal bisa digunakan sebagai instrumen hedging, kecuali untuk sebagian written options. Asset dan kewajiban non-derivatif hanya bisa digunakan sebagai instrumen hedging atas risiko mata uang asing. Untuk menjadi instrumen hedging, nilai wajar instrumen hedging atau arus kas yang diakibatkannya harus mengkompensasi perubahan nilai wajar atau arus kas asset, kewajiban, atau transaksi yang dilindunginya. Untuk tujuan hedging, hanya instrumen yang terkait dengan pihak eksternal saja yang boleh digunakan sebagai instrumen hedging.
  • Item yang dilindungi. Item yang dilindungi (hedged item) mencakup asset, kewajiban, komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi di masa depan, atau investasi netto dalam operasi luar negeri. Untuk menjadi item yang dilindungi, suatu item harus berisiko bagi perusahaan, nilai wajar atau arus kas yang diakibatkannya di masa depan mungkin berubah dan mempengaruhi laba perusahaan.
Perlakuan akuntansi
Hedge accounting mengaitkan perlakuan akuntansi untuk (1) instrumen hedging dengan (2) item yang dilindunginya sehingga kompensasi (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas dapat diakui dalam laporan keuangan pada periode yang sama. Secara umum, perlakuan akuntansi untuk aktivitas hedging dapat dikelopokkan menjadi dua kategori perlakuan:
  • Perubahan nilai wajar item yang dilindungi diakui pada periode sekarang sebagai penyeimbang (offsetting) pengakuan perubahan nilai wajar instrumen hedging-nya (perlakuan akuntansi lindung nilai wajar).
  • Pengakuan nilai wajar instrumen hedging ditangguhkan (deferred) sebagai unsur terpisah dalam ekuitas dan diperhitungkan dalam laba/rugi ketika item yang dilindunginya mempengaruhi laba/rugi (perlakuan akuntansi lindung arus kas dan investasi netto dalam operasi luar negeri). 
Kriteria hedge accounting
Hedge accounting bersifat opsional; suatu entitas boleh saja menangguhkan atau mempercepat pengakuan keuntungan atau kerugian berdasarkan ketentuan akuntansi mana yang digunakannya. Untuk menghindari penyalahgunaan, IAS 39 membatasi penggunaan hedge accounting. Hedge accounting boleh diterapkan apabila kondisi-kondisi khusus berikut ini terpenuhi:
  • Instrumen hedging dan item yang dilindunginya harus dinyatakan secara jelas dalam dokumentasi formal, dilengkapi dengan tujuan dan strategi manajemen risiko yang melandasi aktivitas hedging.
  • Hubungan antara instrumen hedging dengan item yang dilindunginya efektif.
    • Aktivitas hedging diharapkan akan sangat efektif dalam menyeimbangkan (offsetting) perubahan nilai wajar atau arus kas terkait risiko yang dilindunginya (efektivitas prospektif).
    • Efektivitas hedging dapat diukur secara andal (reliable).
    • Efektivitas hedging dievaluasi secara berkelanjutan untuk semua periode pelaporan yang tercakup dalam rentang waktu ditetapkannya hedging.
  • Untuk lindung arus kas atas transaksi di masa depan, kemungkinan terjadinya transaksi yang dilindungi harus sangat tinggi dan transaksi itu harus berisiko, rentan terhadap variasi arus kas yang akan mempengaruhi laba/rugi perusahaan.
Dokumentasi hedging harus mengidentifikasi hal-hal berikut:
  • Instrumen hedging yang digunakan
  • Item yang dilindungi
  • Risiko apa yang dilindungi
  • Bagaimana entitas mengevaluasi efektivitas hedging.

           4. Lindung Risiko Keuangan

Terdapat 10 faktor yang menyebabkan perubahan kurs pertukaran. Pengetahuan mengenai ini akan membantu dalam meramalkan arah pergerakan mata uang. Faktor-faktor tersebut terdiri atas:
1.      Diferensial inflasi
Inflasi yang tertinggi disuatu negara dalam suatu jangka waktu, dapat di-offset dengan gerakan berlawanan nilai mata uangnya.
2.      Kebijakan moneter
Pertambahan uang yang beredar suatu negara yang melampaui tingkat pertumbuhan produk nasional mendorong inflasi yang mempengaruhi kurs pertukaran.
3.      Neraca perdagangan
Pemerintah sering mendevaluasi mata uang untuk menghentikan neraca perdagangan yang tidak menguntungkan.
4.      Neraca pembayaran
Suatu negara yang berbelanja (impor) dan berinvestasi di luar negeri lebih dari yang diperlohnya (ekspor) ataua yang diterima dari investasinya di luar negeri mengalami penurunan nilai mata uangnya.
5.      Cadangan moneter internasional
Suatu negara yang mengalami defisit berkelanjutan dapat menghindari pendevaluasian mata uangnya dengan menarik simpanannya atau menarik pinjaman luar negerinya.
6.      Anggaran nasional
Defisit karena pemgeluaran suatu negara berlebihan, juga memperburuk inflasi.
7.      Kuotasi pertukaran depan
Mata uang asing yang dapat diperoleh dengan penyerahan (delivery) depan pada diskon yang berarti pertanda kepercayaan yang menurun dalam mata uang itu.
8.      Kurs tidak resmi
Kenaikan perbedaan diantara kurs resmi dengan yang tidak resmi atau kurs pertukaran pasar gelap menyarankan tekanan yang kuat pada pemerintah untuk menyesuaikan kurs resmi lebih realisitic dengan kurs pasar.
9.      Perilaku mata uang yang berkaitan
Mata uang suatu negara bersifat sama dengan mata uang yang mempunyai hubungan ekom=nomik yang dekat.
10.  Deferensial tingkat bunga
Diferensial tingkat bunga diantara dua negara meramalkan perubahan depan pada kurs pertukaran spot.









KESIMPULAN

Lindung nilai atau disebut hedge dalam dunia keuangan dapat diartikan sebagai suatu investasi yang dilakukan khususnya untuk mengurangi atau meniadakan risiko pada suatu investasi lain. Lindung nilai adalah suatu strategi yang diciptakan untuk mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari invetasi tersebut.

Dalam lindung risiko keuangan terdapat 10 faktor yang menyebabkan perubahan kurs pertukaran. Pengetahuan mengenai ini akan membantu dalam meramalkan arah pergerakan mata uang. Faktor-faktor tersebut terdiri atas: diferensial inflasi, kebijakan moneter, neraca perdagangan, neraca pembayaran, cadangan moneter internasional, anggaran nasional, deferensial tingkat bunga, perilaku mata uang yang berkaitan, kurs tidak resmi, kuotasi pertukaran depan

               
           










DAFTAR PUSTAKA




 

Template by BloggerCandy.com